Struktur Lewis
Struktur
Lewis adalah diagram yang menunjukkan ikatan-ikatan antar atom dalam suatu molekul. Struktur Lewis digunakan untuk menggambarkan ikatan kovalen dan ikatan kovalen koordinat. Struktur Lewis dikembangkan oleh Gilbert N.
Lewis.
Contoh
model titik Lewis yang menggambarkan ikatan kimia antara karbon C, hidrogen H,
dan oksigen O. Penggambaran titik lewis adalah salah satu dari usaha awal
kimiawan dalam menjelaskan ikatan kimia dan masih digunakan secara luas sampai
sekarang.
Unsur-unsur kimia dalam mencapai
konfigurasi seperti konfigurasi gas mulia dapat dilakukan dengan cara :
a. Menerima dan melepaskan elektron
Dalam membentuk ion,suatu atom akan melepas atau mengikat
elektron. Atom-atom yang mempunyai energi ionisasi rendah, misalnya atom-atom
dari unsur golongan IA dan IIA dalam sistem periodik unsur akan mempunyai
kecenderungan melepas elektronnya sedangkan atom-atom yang mempunyai afinitas
elektron yang besar, misalkan atom-atom
unsur golongan VIA dan VIIA dalam sistem periodik unsur, akan cenderung
mengikat elektron.
b. Menggunakan Pasangan Elektron Bersama
Atom-atom yang memiliki energi ionisasi tinggi akan sukar
melepaskan elektronnya, sehingga dalam mencapai kestabilan akan sukar membentuk
ion positif. Demikian pula atom-atom yang memiliki afinitas elektron yang
rendah, dalam mencapai kestabilan tidak membentuk ion negatif.
Atom-atom yang sukar melepas elektron atau mempunyai energi
ionisasi yang tinggi dan atom yang sukar menarik elektron atau menarik atau
mempunyai afinitas elektron yang mempunyai kecenderungan untuk membentuk
pasangan electron yang dipakai secara bersama. Pasangan elektron yang dibentuk
oleh atom-atom yang berikatan dapat berasal dari kedua atom yang bergabung atau
dapat pula berasal dari salah satu atom yang bergabung.
Kaidah Oktet dan Duplet
Ikatan yang terjadi antar atom atau
antar molekul bertujuan agar terjadi pencapaian kestabilan suatu
unsur. Kestabilan suatu atom ditentukan oleh konfigurasi elektron atom
tersebut. Dari konfigurasi tersebut Kossel dan Lewis membuat kesimpulan bahwa
konfigurasi elektron atom-atom akan stabil jika elektron terluarnya 2 (duplet)
atau 8 (oktet).
Suatu senyawa terbentuk dari unsur-unsur yang bergabung melalui
ikatan kimia. Misalnya, senyawa air (H2O) yang terbentuk dari dua
atom hidrogen (H) dan satu atom oksigen (O). Atom dari
unsur H memiliki elektron valensi 1, sedangkan atom dari unsur O memiliki
elektron valensi 6. Kedua atom tersebut belum bersifat stabil. Sehingga agar
stabil, suatu atom harus memiliki elektron valensi 2 atau 8. Oleh karena itu,
unsur H dan O yang kurang stabil bergabung membentuk senyawa H2O
yang lebih stabil. Jadi, setiap atom memiliki kecenderungan untuk mencapai
kestabilannya dengan cara berikatan dengan atom yang lain.
Menggambar Struktur
Lewis Suatu Molekul
Prinsip dalam menggambarkan struktur Lewis suatu molekul adalah mengupayakan agar elektron di sekitar atom dalam setiap molekul berjumlah delapan atau mengikuti aturan oktet. Dengan memiliki elektron sebanyak 8 setiap atom diharapkan menjadi stabil dengan membentuk ikatan.
Untuk itu sebelum dapat menggambar struktur Lewis suatu molekul harus memahami bagaimana menentukan konfigurasi elektron setiap atom. Biasanya dalam soal-soal disertai dengan data nomor atom setiap unsur yang akan digunakan, tujuannya tidak lain agar dapat menuliskan konfigurasi elektronnya sehingga elektron valensinya juga dapat diketahui.
CARA MENGGAMBAR STRUKTUR
LEWIS UNTUK MOLEKUL YANG TIDAK MENGANDUNG ATOM BERMUATAN
1.
Hitung jumlah semua elektron valensi untuk
setiap atom dalam molekul (selanjutnya dalam tulisan ini disebut
total elektron valensi).
2.
Hitung jumlah elektron valensi setiap atom
dalam molekul jika atom-atom itu sesuai aturan oktet (selanjutnya dalam
tulisan ini disebut total elektron oktet). Aturan oktet menyatakan bahwa
semua atom harus memiliki delapan elektron valensi (kecuali untuk hidrogen,
yang cukup dua saja, dan boron dengan enam elektron).
3.
Hitung selisih jumlah elektron yang sesuai
aturan oktet dengan jumlah elektron valensi nyatanya (hasil pada langkah #2
dikurangi hasil pada langkah #1). Selisih ini akan sama dengan jumlah elektron
yang digunakan berikatan dalam molekul. (selanjutnya dalam tulisan ini
disebut total elektron berikatan)
4.
Bagilah jumlah elektron berikatan dengan
angka dua: Ingat, karena setiap ikatan memiliki dua elektron, jumlah elektron
yang digunakan bersama dua atom yang berikatan. Hasil bagi ini merupakan jumlah
ikatan yang akan digunakan dalam molekul. (selanjutnya dalam tulisan ini
disebut jumlah ikatan)
5.
Gambarkan susunan atom untuk molekul
dengan jumlah ikatan yang diperoleh pada langkah #4 di atas: Beberapa aturan
berguna untuk diingat adalah ini:
·
Hidrogen dan halogen: berikatan sekali.
·
Golongan oksigen: berikatan dua kali.
·
Golongan nitrogen: berikatan tiga
kali. Begitu pula boron.
·
Golongan karbon: berikatan empat kali.
Sebaiknya ikatan-ikatan yang dipasang
antaratom adalah ikatan tunggal terlebih dahulu, dan kemudian menambahkan
beberapa ikatan (jika diperlukan) sampai aturan diatas diikuti.
Catatan: Unsur yang lebih
elektroprositif atau kurang elektronegatif (dalam tabel periodik unsur letaknya
di sebelah kiri (kecuali H) atau sebelah bawah atau jari-jari atomnya lebih
besar) lebih mungkin sebagai atom pusat. Perkecualian pada Cl2O, O
yang berperan sebagai atom pusat. H tidak akan pernah sebagai atom pusat. Atom
pusat ketika membentuk ikatan harus mengikuti aturan oktet, kecuali Be hanya 4
elektron ikatan dan B hanya 6 elektron ikatan.
6.
Tentukan jumlah pasangan elektron bebas (tak
berikatan). Caranya hitung jumlah elektron valensi – jumlah elektron yang
digunakan untuk berikatan
atau dengan cara kurangi hasil hitung
langkah #1 dengan hasil hitung pada langkah # 3.
Tata semuanya di sekitar atom sampai semua memenuhi
aturan oktet: Ingat, SEMUA unsur agar di sekitarnya ada delapan elektron,
secara total (KECUALI hidrogen). Hidrogen cukup dua elektron. Oh ya untuk unsur
yang terletak pada periode 3 (misalnya S belerang) sering jumlah elektron
disekitarnya lebih dari delapan, dengan pertimbangan muatan formalnya nol akan
lebih disukai.
7.
Menguji keberadaan muatan formal, (muatan formal ini adalah muatan
semu, hasil perbandingan antara elektron valensi setiap atom dengan jumlah
elektron yang dimiliki ketika membentuk ikatan dengan atom yang lain).
Muatan formal tiap atom = elektron valensi
atom – jumlah ikatan dengan atom lain – jumlah elektron bebas (tidak digunakan
berikatan) yg dimiliki.
Contoh penerapan untuk molekul CH2O
1. Total elektron valensi adalah 12.
2 elektron valensi H (2 atom H × 1 elektron/atom
= 2 elektron)
4 elektron valensi C (1 atom C × 4 elektron/atom) = 4 elektron)
6 elektron valensi O (1 atom O × 6 elektron/atom) = 6 elektron)
Jumlah elektron valensi pada CH2O = 2+4+6 = 12 elektron
4 elektron valensi C (1 atom C × 4 elektron/atom) = 4 elektron)
6 elektron valensi O (1 atom O × 6 elektron/atom) = 6 elektron)
Jumlah elektron valensi pada CH2O = 2+4+6 = 12 elektron
2. Total elektron oktet semua atom dalam CH2O
= 20, diperoleh dari:
(2 atom H × 2 elektron) + 1atom C × 8
elektron) + (1 atom O × 8 elektron) = 4 + 8 + 8 = 20 elektron.
3.
Total elektron berikatan sama dengan total elektron oktet
dikurangi total elektron valensi, atau 20 – 12 = 8.
4.
Jumlah ikatan = total elektron berikatan dibagi
dua, karena ada dua elektron per ikatan. Akibatnya, di CH2O,
jumlah ikatannya = 4. (Karena 8/2 adalah 4).
5.
Penggambaran struktur Lewis, tuliskan atom
C di tengah dan atom lainnya (2 atom H dan 1 atom O) berada di sekeliling atom
C. Cantumkan elektron berikatan (masing-masing 2 elektron setiap ikatan) di
antara atom pusat (C) dengan atom yang ada disekitarnya, antara atom C dan O
yang paling mungkin memiliki ikatan rangkap 2 (double bond). Lakukan hingga
semua (dalam hal ini 8 elektron berikatan terpakai).
6.
Penggambaran struktur Lewis, tuliskan atom
C di tengah dan atom lainnya (2 atom H dan 1 atom O) berada di sekeliling atom
C. Cantumkan elektron berikatan (masing-masing 2 elektron setiap ikatan) di
antara atom pusat (C) dengan atom yang ada disekitarnya, antara atom C dan O
yang paling mungkin memiliki ikatan rangkap 2 (double bond). Lakukan hingga
semua (dalam hal ini 8 elektron berikatan terpakai).
7.
Jumlah pasangan elektron bebas = total elektron
valensi (dari # 1) dikurangi total elektron berikatan (dari # 3), yang dalam
contoh ini sama dengan 12 – 8, atau 4. Melihat struktur CH2O,
dapat dilihat bahwa karbon sudah memiliki delapan elektron di sekitarnya.
Oksigen, hanya memiliki empat elektron di sekitarnya (lihat gambar pada nomor 5
di atas). Untuk melengkapi gambar, masing-masing oksigen harus memiliki dua set
pasangan elektron bebas, Tambahkan pasangan elektron bebas pada atom O sehingga
aturan oktet terpenuhi.
8.
Menguji ada tidaknya muatan formal tiap
atom.
Muatan formal C = 4 (e.valensi) – 4
(jumlah ikatan) – 0 (jumlah elektron bebas) = 0
Muatan formal H = 1 – 1 – 0 = 0
Muatan formal O = 6 – 2 – 4 = 0
Jadi benar bahwa molekul CH2O
ini tidak bermuatan alias netral.
Contoh penerapan untuk
molekul H2CO3
a. Total elektron
valensi adalah 24.
2 elektron valensi H (2 atom H× 1
elektron/atom = 2 elektron)
4 elektron valensi C (1 atom C× 4 elektron/atom) = 4 elektron)
18 elektron valensi O (3 atom O× 6 elektron/atom) = 18 elektron)
Total elektron valensi pada H2CO3 = 24 elektron
4 elektron valensi C (1 atom C× 4 elektron/atom) = 4 elektron)
18 elektron valensi O (3 atom O× 6 elektron/atom) = 18 elektron)
Total elektron valensi pada H2CO3 = 24 elektron
b. Total elektron oktet semua atom dalam H2CO3
= 36, diperoleh dari:
(2 atom H× 2 elektron) + 1atom C× 8
elektron) + (3 atom O× 8 elektron)= 4 + 8 + 24 = 36 elektron.
c. Total elektron
berikatan sama dengan total elektron oktet dikurangi total elektron valensi, atau 36 – 24 = 12.
d. Jumlah ikatan = total elektron
berikatan dibagi dua, karena ada dua elektron
per ikatan. Akibatnya, di H2CO3, jumlah ikatannya = 6.
(Karena 12/2 adalah 6).
e. Penggambaran struktur Lewis, tuliskan
atom C di tengah dan atom lainnya
(2 atom H dan 3 atom O) berada di sekeliling atom C. Cantumkan elektron berikatan (masing-masing 2 elektron setiap ikatan) di antara atom pusat (C) dengan
atom yang ada disekitarnya, perhatikan
antara atom C dan O ada yang memungkinkan memiliki ikatan rangkap 2 (ikatan dobel). Lakukan hingga semua
elektron berikatan terpakai (dalam hal
ini 12 elektron berikatan terpakai atau dengan
sistem garis, 6 garis).
f. Jumlah pasangan
elektron bebas = total elektron valensi (dari # 1) dikurangi total elektron berikatan (dari #
3), yang dalam contoh ini sama dengan
24 – 12, atau 12. Melihat struktur H2CO3, dapat dilihat bahwa karbon sudah memiliki delapan
elektron (empat ikatan) di
sekitarnya. Setiap oksigen akan mendapat bagian masing-masing 2 pasang elektron bebas untuk memenuhi aturan oktet, untuk atom H sudah memenuhi aturan
duplet.H2CO3 mempunyai
struktur Lewis:
g. Menguji ada tidaknya muatan formal tiap
atom.
h. Muatan formal C = 4 (e.valensi) – 4
(jumlah ikatan) – 0 (jumlah elektron
bebas) = 0
I. Muatan formal H = 1 – 1 – 0 = 0 —–pada
moleluk ini kedua atom H muatan formalnya sama.
j. Muatan formal O (yang berikatan rangkap
dengan C) = 6 – 2 – 4 = 0
k. Muatan formal O (yang berikatan dengan
C dan H) = 6 – 2 – 4 = 0
l. Jadi benar bahwa molekul H2CO3
ini tidak bermuatan alias netral.
CARA MENGGAMBAR STRUKTUR
LEWIS UNTUK MOLEKUL YANG MENGANDUNG SATU ATAU LEBIH ATOM BERMUATAN
1. Cara ini pada
dasarnya adalah sama dengan cara di atas, kecuali ada beberapa aturan tambahan. Perubahan prosedur
di atas diuraikan dengan huruf berwarna merah.
2. Hitung jumlah semua elektron valensi
untuk setiap atom dalam molekul (selanjutnya dalam tulisan ini
disebut total elektron valensi). Untuk anion poliatomik, tambahkan
muatan ion (jumlah elektron yang diterima) dengan jumlah elektron valensi..
Untuk kation poliatomik, kurangi muatan ion (jumlah elektron yang dilepas)
dari jumlah elektron valensi.
3. Hitung jumlah elektron valensi setiap
atom dalam molekul jika atom-atom itu sesuai aturan oktet (selanjutnya
dalam tulisan ini disebut total elektron oktet). Aturan oktet menyatakan
bahwa semua atom harus memiliki delapan elektron valensi (kecuali untuk
hidrogen, yang cukup dua saja, dan boron dengan enam elektron).
4. Hitung selisih jumlah elektron yang
sesuai aturan oktet dengan jumlah elektron valensi nyatanya (hasil pada langkah
#2 dikurangi hasil pada langkah #1). Selisih ini akan sama dengan jumlah
elektron yang digunakan berikatan dalam molekul (selanjutnya dalam
tulisan ini disebut total elektron berikatan).
5. Bagilah jumlah elektron
berikatan dengan angka dua: Ingat, karena setiap ikatan memiliki dua elektron,
jumlah elektron yang digunakan bersama dua atom yang berikatan. Hasil bagi ini
merupakan jumlah ikatan yang akan digunakan dalam molekul (selanjutnya
dalam tulisan ini disebut jumlah ikatan).
6. Gambarkan susunan atom
untuk molekul dengan jumlah ikatan yang diperoleh pada langkah #4 di atas:
Beberapa aturan berguna untuk diingat adalah ini:
1.
Hidrogen dan halogen: dapat berikatan
sekali.
2.
Golongan Oksigen dapat berikatan satu,
dua, atau tiga kali.
3.
Golongan Nitrogen dapat berikatan dua,
tiga, atau empat kali
4.
Golongan Boron biasanya dapat berikatan
empat kali.
5.
Golongan Karbon dapat berikatan empat
kali
7. Sebaiknya ikatan-ikatan yang dipasang
antaratom adalah ikatan tunggal terlebih dahulu, dan kemudian menambahkan
beberapa ikatan (jika diperlukan) sampai aturan diatas diikuti. Catatan
unsur yang lebih elektroprositif atau kurang elektronegatif (dalam tabel
periodik unsur letaknya di sebelah kiri (kecuali H) atau sebelah bawah atau
jari-jari atomnya lebih besar) lebih mungkin sebagai atom pusat.
8. Tentukan jumlah pasangan elektron bebas
(tak berikatan). Caranya hitung jumlah elektron valensi – jumlah elektron yang
digunakan untuk berikatan
9. atau dengan cara kurangi
hasil hitung langkah #1 dengan hasil hitung pada langkah # 3.
10. Tata semuanya di sekitar atom sampai
semua memenuhi aturan oktet: Ingat, SEMUA unsur agar di sekitarnya ada delapan
elektron, secara total (KECUALI hidrogen). Hidrogen cukup dua elektron. Catatan
unsur yang dalam tabel periodik unsur letaknya di sebelah kiri (kecuali H)
lebih mungkin sebagai atom pusat.
11. Untuk menentukan
apakah atom memiliki muatan, bandingkan jumlah elektron setiap atom dengan
jumlah elektron valensi normalnya. Langkah ini sama dengan
kita menguji keberadaan muatan formal setiap atom dalam molekul, sehingga pada
bagian akhir kita akan tahu molekul itu bermuatan atau tidak, kalau bermuatan
kita jadi tahu atom mana yang menyumbang muatan tersebut.
12. Untuk tujuan ini
(tinjauan tiap atom), setiap ikatan dihitung hanya satu elektron dan setiap
pasangan elektron bebas dihitung dua elektron.
13. Jika jumlah elektron
yang dimiliki atom lebih dari jumlah elektron valensi normal, maka atom
memiliki muatan negatif. Jika jumlahnya kurang dari jumlah
elektron valensi normal, maka atom bermuatan positif. Jika itu sama
dengan keadaan normal, maka atom tidak bermuatan.
Contoh penerapan untuk
molekul CO32-
a. Total elektron
valensi adalah 24.
b. 4 elektron valensi C (1 atom C× 4
elektron/atom) = 4 elektron)
18 elektron valensi O (3 atom O× 6 elektron/atom) = 18 elektron)
2 elektron yang diterima (karena ion bermuatan 2-)
Jumlah elektron valensi pada CO32- dianggap = 24 elektron
18 elektron valensi O (3 atom O× 6 elektron/atom) = 18 elektron)
2 elektron yang diterima (karena ion bermuatan 2-)
Jumlah elektron valensi pada CO32- dianggap = 24 elektron
c. Total elektron oktet semua atom dalam CO32-
= 32, diperoleh dari:
d. (1 atom C× 8 elektron) + (3 atom O× 8
elektron) = 8 + 24 = 32 elektron.
e. Total elektron
berikatan = total elektron oktet dikurangi total elektron valensi, atau 32 – 24 =
8.
f. Jumlah ikatan = total elektron
berikatan dibagi dua, karena ada dua elektron per ikatan. Akibatnya, di CO32-,
jumlah ikatannya = 4. (Karena 8/2 adalah 4).
g. Penggambaran struktur Lewis, tuliskan
atom C di tengah dan 3 atom O berada di sekeliling atom C. Cantumkan elektron
berikatan (masing-masing 2 elektron setiap ikatan atau langsung dengan
menuliskan garis ikatan (perikatan 2 elektron)) di antara atom pusat (C) dengan
atom O yang ada disekitarnya, perhatikan antara atom C dan O ada yang
memungkinkan memiliki ikatan rangkap 2 (ikatan dobel). Lakukan hingga semua
elektron berikatan terpakai (dalam hal ini 8 elektron berikatan terpakai
atau dengan sistem garis, 4 garis).
h. Jumlah pasangan
elektron bebas = total elektron valensi (dari # 1) dikurangi total
elektron berikatan (dari # 3), yang dalam contoh ini sama dengan 24 – 8, atau 16.
Melihat struktur CO32-, dapat dilihat bahwa karbon sudah
memiliki delapan elektron (4 ikatan) di sekitarnya. Pada O yang berikatan
rangkap dengan C hanya perlu 2 pasangan elektron bebas hingga memenuhi aturan
oktet, dua O lainnya masing-masing perlu 3 pasang elektron bebas untuk memenuhi
aturan oktet karena antara O dan C hanya berikatan tunggal (yang sama dengan
punya dua elektron)
i. Menentukan atom manakah yang
kemungkinan bermuatan adalah dengan membandingkan elektron yang dimiliki dengan
elektron valensi normalnya. Dalam hal ini O yang ada di kiri dan kanan atom C
elektronnya berlebih satu dari jumlah elektron valensi yang seharusnya.
Seharusnya hanya punya 6 tetapi pada bagian tersebut O punya 7 elektron (6 + 1
elektron diambil dari elektron ikatan antara dirinya dengan atom C).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar