REAKSI
EKSOTERM DAN ENDOTERM
1. Hukum kekekalan energi
Hukum kekekalan energi disebut juga
sebagai Hukum Termodinamika I. hukum ini ditemukan berkat beberapa percobaan
yang dilakukan James Prescott Joule (1818-1889) seorang ahli fisika
berkebangsaan Inggris. Hukum kekekalan energi yang menyatakan energi tidak
dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, hanya bentuknya dapat berubah
dari bentuk satu ke bentuk yang lain.
2. Sistem dan lingkungan
Dalam termokimia, kita senantiasa
berhadapan dengan reaksi kimia, khususnya energi yang menyertai reaksi
tersebut. Reaksi atau proses yang menjadi pusat perhatian kita sebut
sebagai sistem. Segala sesuatu yang berada di sekitar sistem, yaitu dengan apa
sistem tersebut beinteraksi, disebut lingkungan.
Contoh:
Reaksi antara logam seng dengan
larutan asam klorida (HCl) dalam suatu tabung reaksi disertai dengan munculnya
gelembung-gelembung gas.
Sistem = Logam seng dan larutan HCl
Lingkungan =
Tabung reaksi, suhu udara dan tekanan udara
Interaksi
antara sistem dan lingkungan dapat berupa perukaran materi dan/atau pertukaran
energi. Berdasarkan hal tersebut, sistema dibagi menjadi 3:
- Sistem
terbuka
Sistem dikatakan terbuka jika antara
sistema dan lingkungan dapat mengalami pertukaran materi dan energi. Contoh: minuman
dalam gelas.
- Sistem
tertutup
Sistem dikatakan terbuka jika antara
sistema dan lingkungan dapat mengalami pertukaran materi dan energi. Contoh:
minuman dalam gelas tertutup.
- Sistem
terisolasi
Sistem dikatakan terbuka jika antara
sistema dan lingkungan dapat mengalami pertukaran materi dan energi. Contoh:
air panas dalam termos.
3. Entalpi (H) dan perubahan entalpi (ΔH)
Entalpi (H) menyatakan besarnya
energy dalam bentuk kalor yang dimiliki oleh suatu zat. Entalpi suatu zat
tidak berubah (tetap) selama tidak ada energi yang masuk atau keluar. Entalpi
suatu zat tidak dapat diukur, tetapi hanya perubahan entalpinya yang dapat
diukur. Perubahan entalpi diberi notasi ΔH. Perubahan entalpi adalah
perubahan panas dari reaksi pada suhu dan tekanan yang tetap, yaitu selisih
antara entalpi zat- zat hasil dikurangi entalpi zat- zat reaktan untuk reaksi.
4. Reaksi endoterm dan eksoterm
Reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh
karena itu, entalpi sistem akan bertambah. Artinya entalpi produk (Hp)
lebih besar daripada entalpi pereaksi (Hr). Akibatnya, perubahan entalpi,
merupakan selisih antara entalpi produk dengan entalpi pereaksi (Hp – Hr)
bertanda positif. Sehingga perubahan entalpi untuk reaksi endoterm dapat
dinyatakan:
ΔH = Hp – Hr >
0 ΔH =
(+)
Reaksi eksoterm, sistem membebaskan energi,
sehingga entalpi sistem akan berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil
daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu , perubahan entalpinya bertanda
negatif. Sehingga dapat dinyatakan sebagai berikut:
ΔH = Hp – Hr <
0 ΔH =
(-)
Reaksi
Endoterm
Reaksi Eksoterm
ΔH =
(+) ΔH =
(-)